PERILAKU KONSUMEN
Pengertian perilaku
konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan
produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat
memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilaku
konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan
keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan
individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan
barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin
(1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat
keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
MODEL PERILAKU KONSUMEN
Konsumen mengambil banyak
macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti
keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai
apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak
mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.
Pertanyaan sentral bagi pemasar : Bagaimana konsumen memberikan respon
terhadap berbagai usaha pemasaran yang dilancarkan perusahaan? Perusahaan
benar−benar memahami bagaimana konsumen akan memberi responterhadap sifat-sifat
produk, harga dan daya tarik iklan yang berbeda mempunyai keunggulan besar atas
pesaing.
A. PENGARUH KEBUDAYAAN
TERHADAP PEMBELIAN dan KONSUMEN
A.1 Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan
pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus
mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub-budaya dan kelas social
pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku
seseorang.
Budaya merupakan kumpulan
nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh
seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap
kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat kelompok :
- kelompok nasionalisme,
- kelompok keagamaan,
- kelompok ras,
- area geografis.
Kelas-kelas sosial adalah
masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang
tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku
yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti
pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
kekayaan dan variable lain.
A.2 Pengaruh Budaya Yang
Tidak Disadari
Dengan adanya kebudayaan,
perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya
dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen
terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara
tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya
terhadap perilaku sering diterima begitu saja. Ketika kita ditanya kenapa kita
melakukan sesuatu, kita akan otomatis menjawab, “ya karena memang sudah
seharusnya seperti itu”. Jawaban itu sudah berupa jawaban otomatis yang
memperlihatkan pengaruh budaya dalam perilaku kita. Barulah ketika seseorang
berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang
berbeda dengan mereka, lalu baru menyadari bahwa budaya telah membentuk
perilaku seseorang. Kemudian akan muncul apresiasi terhadap budaya yang
dimiliki bila seseorang dihadapan dengan budaya yang berbeda. Misalnya, di
budaya yang membiasakan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari dengan
pasta gigi akan merasa bahwa hal itu merupakan kebiasaan yang baik bila
dibandingkan dengan budaya yang tidak mengajarkan masyarakatnya menggosok gigi
dua kali sehari. Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi
terhadap lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka
miliki. Dan, setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata budaya
mereka sendiri.
A.3 Pengaruh Budaya dapat
Memuaskan Kebutuhan
Budaya yang ada di
masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang
memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan
metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan
sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar
mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu
seseorang pada waktu makan.
Begitu juga hal yang sama
yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan
suatu obat.
A.4 Pengaruh Budaya dapat
Dipelajari
Budaya dapat dipelajari
sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat
nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk
budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang
diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang
lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara
berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru perilaku
keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri,
perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara informal
dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat. Misalnya dengan adanya
pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan pembentukan
kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan
berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi
keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu
mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk,
namun dapat juga memepengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan
yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.
A.5 Pengaruh Budaya yang
Berupa Tradisi
Tradisi adalah aktivitas
yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai
perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang.
Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal
ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk
para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap
masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan
dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan
membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.
B. PENGARUH KELAS SOSIAL dan
SATATUS
B.1 Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan karakteristik
Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan
dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama,
walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam
masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus
membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas Sosial atau Golongan
sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan
lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.Jadi, definisi Kelas
Sosial atau Golongan Sosial ialah:Sekelompok manusia yang menempati lapisan
sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
B.2 Status Sosial
Kelas sosial timbul karena
adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota
masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan
seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang
rendah.
B.3 Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Aspek hierarkis kelas
sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk
tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka
sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari
berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah
produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis
untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut
ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah
menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup
tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung
membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat
berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan
kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh
orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai
peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri. Dengan mengenal bahwa para
individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para
anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan
simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun
sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang
lebih rendah.
Kelas sosial merupakan
bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas
sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana
yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang lebih
tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada
ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi
yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.
Adapun yang merupakan
ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin
merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan
penghasilan Mesir Kuno. Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya
hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku
masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita mengetahui dari kalangan
kelas social mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada
sering membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka enggan
bergaul dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan
kelas yang sama dengan kelas mereka.Pola perilaku kelas social atas dianggap
lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya. Sebaliknya kelas
social bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif dan
menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki
kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap
kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.
C. PENGARUH INDIVIDU
Dalam perilaku konsumen
banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah individu itu
sendiri. Setiap individu yang satu dengan individu yang lain dalam mengkonsumsi
suatu barang dan jasa pasti berbeda. Tetapi ada kalanya seorang individu dalam
mengkonsumsi suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh individu lain sehingga
individu tersebut mengikuti individu yang mempengaruhinya. Oleh karena itu,
pengaruh individu sangat menentukan dalam perilaku konsumsi. Konsumen yang
selektif akan aktif melibatkan diri mereka dalam proses pengambilan keputusan
pembelian. Hal ini dapat menghindari resiko yang dapat ditimbulkan oleh produk.
Jika tingkat keterlibatan tinggi secara pribadi maka konsumen tersebut sebagai
pemimpin opini.
Suatu perilaku konsumen
pun tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference
group adalah seseorang atau sekelompok orang yang empengaruhi perilaku individu
secara signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik,
kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group mempengaruhi
dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas
individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan
mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga,
reference group menjadi alat untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah
kelompok social.
Perbedaan dan pengaruh
individu merupakan faktor internal yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku.
Setiap individu memiliki kepribadian berbeda dan tidak ada manusia yang
diciptakan sama, sehingga di dalam perilaku konsumsi individu memiliki pilihan
yang berbeda pula. Ada lima hal yang menyebabkan konsumen berbeda :
- Sumberdaya konsumen terdiri dari uang, waktu dan perhatian (penerimaan dan kemampuan mengolah informasi). Ketiga sumberdaya konsumen tersebut dapat mempengaruhi situasi pengambilan keputusan pembelian konsumen. Namun tidak semua konsumen memiliki ketiga sumberdaya diatas,sehingga konsumen harus cermat mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya.
- Motivasi perilaku diarahkan pada tujuan yang diberi energi dan diaktifkan (adanya suatu dorongan). Kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat tertentu. Kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu.
- Pengetahuan. Merupakan hasil belajar sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman. Pengetahuan seseorang dihasilkan melalui proses yang saling mempengaruhi dari dorongan, stimuli, petunjuk, tanggapan dan penguatan.
- Sikap merupakan hasil dari pencarian dan evaluasi informasi yang luas atas berbagai kemungkinan yang membentuk suatu sikap terhadap alternatifalternatif yang dipertimbangkan. Sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan dan tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap dikonseptualisasikan sebagai perasaan positif atau negatif terhadap merek dan dipandang sebagai hasil penilaian merek bersama dengan kriteria atau atribut evaluasi yang penting.
- Kepribadian, gaya hidup dan demografi merupakan variabel penting yang berhubungan dengan keputusan pembelian. Konsumen akan mengkonsumsi produk dengan citra yang sesuai dengan kepribadian, gaya hidup (cara konsumen menghabiskan uang). Demografi memberikan keterangan mengenai sifat dan komposisi pasar.
Konsumsi seseorang juga
dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah
mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang
dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka
menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para
pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat
di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Situasi ekonomi seseorang
akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang)
Oleh karena itu, Perilaku
konsumsi kita adalah fungsi dari siapa kita sebagai individu. Pikiran,
perasaan, sikap, dan pola perilaku menentukan apa yang kita beli, ketika kita
membelinya, dan bagaimana kita menggunakannya. Faktor internal memiliki dampak
besar pada perilaku konsumen, dan tugas pemasar adalah untuk mencari tahu apa
kebutuhan dan keinginan konsumen memiliki, dan apa yang memotivasi konsumen
untuk membeli.
D. PENGARUH KELUARGA dan
RUMAH TANGGA
Faktor terpenting dalam
keputusan pembelian suatu barang adalah keluarga dan rumah tangga, karena
keluarga dan rumah tangga mempunyai peran yang sangat andil dalam mempengaruhi
individu atau anggota keluarganya, mengapa dikatakan demikian? karena keluarga
dijadikan patokan dari konsumen sebagai pembeli suatu produk. Akan tetapi
pembeli dalam keluarga tersebut tidak langsung membeli produk, dikarenakan
beberapa hal, yaitu:
- Adanya Motivasi. Konsumen akan membeli barang tersebut jika konsumen tersebut termotivasi untuk membelinya, begitu juga sebaliknya jika konsumen tidak termotivasi untuk membeli barang tersebut maka konsumen tidak membeli barang tersebut.
- Adanya Daya Beli. Jika konsumen telah terpengaruh oleh keluarga, teman, rumah tangga, atau lingkungan sekitar akan sia-sia jika konsumen tersebut tidak memiliki daya beli untuk membeli barang atau produk tersebut, konsumen hanya bisa berangan-angan dan hanya memiliki keinginan untuk memiliki barang tersebut.
Perbedaan Rumah tangga dan Keluarga
- Rumah tangga : Hanya mencangkup 1 keluarga saja, yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak.
- Keluarga : Cangkupannya lebih luas, terdiri dari beberapa keluarga, seperti om, tante, sepupu, mertua, dan lain-lain.
Keluarga memiliki
pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena
jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk
keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling memberi
dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar
adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawinan, kehadiran
anak, dan ststus pekerjaan. Dengan adanya anak maka konsumsi rumah tangga akan
bertambah, yaitu konsumsi pakaian anak, susu untuk anak-anak, buku untuk
sekolah anak dan lain-lain. Maka dari itu rumah tangga dan keluarga dapat
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian produk
Seorang anak yang biasanya
berperan sebagai pengguna akhir dari produk yang dibeli dapat memberi pengaruh
yang tidak kecil pada pengambilan keputusan pembelian suatu barang dalam
keluarganya. Biasanya anak mencoba memberi pengaruh pada orang tuanya untuk
membeli.Walaupun anak tidak mendominasi pengambilan keputusan beli, mereka
mempunyai potensi yang besar untuk membentuk aliansi baik dengan ayahnya maupun
dengan ibunya dalam membentuk mayoritas pengambilan keputusan beli. Anak bisa
berpengaruh pada setiap tahap proses membeli kecuali pada keputusan berapa banyak
uang yang akan dibelanjakan (Prasetijo dan Ihalauw, 2005;169).
Pendapat ini dikuatkan
oleh suatu penelitian yang dilakukan oleh James F. Nelson yang menjelaskan
tentang anak-anak sebagai sumber informasi yang signifikan dalam pengambilan
keputusan keluarga. Sebagai sumber informasi anak-anak dapat mempengaruhi
keputusan pembelian keluarga dalam pengenalan kebutuhan, dan memberikan
informasi, tetapi tidak terlibat dalam keputusan informasi, tetapi tidak
terlibat dalam keputusan akhir. Nelson juga menemukan fakta bahwa faktor
pendapatan lebih berpengaruh dalam memperkirakan keterlibatan seorang anak
dalam sebuah keputusan (Nelson, 1979; 421)
E. PENGARUH SITUASI
Situasi merupakan perilaku
konsumen di suatu lingkungan untuk tujuan tertentu, situasi konsumen bisa
berlangsung sangat singkat ( misal membeli koran saat menunggu di lampu lalu
lintas), lebih lama ( berbelanja di swalayan , 10-15 menit), atau sangat lama (
mencari dan membeli kendaraan bekas, 1-7 hari)
Engel, Blackwell, dan
Miniard (1995) mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah pengaruh yang muncul
dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat, yang tidak
tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek (produk atau merek) Mowen
dan Minor (1998) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah faktor lingkungan
sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada
waktu tertentu dan tempat tertentu. Situasi konsumen terdiri dari 3 faktor
yaitu tempat dan waktu, penjelasan mengapa perilaku tersebut terjadi, dan
pengaruhnya terhadap perilaku konsumen.
Situasi sangat
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau barang.
Terjadinya pembelian yang tidak direncanakan sering dilakukan oleh siapa saja
terutama pada waktu berbelanja. Sekarang ini banyak sekali toko-toko, pengecer,
supermarket, mall dan lain-lain bermunculan menawarkan barang kebutuhan kepada
konsumen. Tingginya tingkat persaingan di antara supermarket, toko, pengecer, mall
dan lain-lain menuntut setiap penjual berusaha menawarkan berbagai rangsangan
yang mampu menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.
Pengaruh situasi konsumen
adalah faktor personal dan lingkungan yang terdapat pada saat aktifitas
konsumen , sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti berikut:
- Melibatkan waktu dan tempat dalam mana aktifitas konsumen terjadi
- Mempengaruhi tindakan konsumen sperti prilaku pembelian
- Tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang
Jenis-jenis situasi konsumen adalah sebagai berikut:
1. Situasi konsumsi.
Situasi Komunikasi adalah
suasana atau lingkungan disaat konsumen memperoleh informasi atau melakukan
komunikasi.
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
- Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
- Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb
- Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promos penjualan, pengumuman di rak dan di depan toko.
2. Situasi Pembelian.
Situasi Pembelian adalah
lingkungan atau keadaan yang dialami ataupun yang dihadapi konsumen ketika
membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
Situasi pembelian dalam sebuah toko eceran akan memiliki karakteristik
situasi konsumen :
- Lingkungan fisik toko eceran, terdiri dari lingkungan informasi(ketersediaan informasi, format informasi, bentuk informasi) dan lingkungan toko (lokasi,layout, musik, warna, display barang, dan kesesakan)
- Lingkungan sosial toko : interaksi konsumen dengan konsumen lainnya dan interaksi konsumen dengan pramuniaga atau tenaga penjualan.
- Waktu, terdiri dari waktu sebagai variabel situasi, waktu sebagai sebuah produk
- Situasi pemakaian dan strategi pemasaran
3. Situasi Pemakaian.
Situasi Pemakaian disebut
juga situasi penggunaan produk dan jasa yang merupakan situasi atau suasana
ketika konsumen ingin mengkonsumsi/mengunakan suatu produk atau jasa. Konsumen
sering kali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi.
Misalnya, konsumen muslim sering menggunakan pakaian muslim pada saat hari raya
idul fitri atau hari besar keagamaan lainnya. Situsi seperti ini lah yang
digunakan oleh produsen untuk menggunakan konsep situasi pemakaian.
F. CONTOH KASUS TENTANG PERILAKU
KONSUMEN
Ketika konsumen berada
dalam perjalanan keluar provinsi dengan menggunakan kereta api dan merasakan
rasa lapar dan haus. Ketika itu ada seorang penjual makanan dan minuman yang
datang menghampiri, penjual tersebut menjual barang daganganya dengan haraga
lebih mahal dari biasanya, karena konsumen sudah merasakan lapar dan haus
konsumen tersebut membeli makanan dan minuman itu.
Mungkin berbeda jika konsumen tersebut sedang berada di tempat lain ketika
ia merasakan lapar dan haus dan menghampiri penjual makanan dan minuman dengan
harga yang lebih tinggi dari biasanya. Konsumen tersebut mungkin akan menunda membeli
makan dan minum dan mencari tempat lain dengan harga yang lebih murah.
Pendapat saya : melihat perilaku konsumen dalam mebeli
makan dan minum pada contoh di atas. Perilaku konsumen tersebut termasuk
perilaku konsumen yang terpengaruhi oleh situasi. Karena pada situasi kereta
api sangat sedikit penjual makan dan minum jadi tanpa mempertimbangkan harga
dia langsung membeli makan dan minum yang ada. Berbeda jika dia pada tempat diluar
kereta api.
SUMBER :