A. Berpikir
dan Bernalar
Setiap saat selama hidup kita,
terutama dalam keadaan jaga (tidak tidur), kita selalu berpikir. Berpikir
merupakan kegiatan mental. Pada waktu kita berpikir, dalam benak kita timbul
serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini
mungkin tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran, misalnya
pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan
secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan
untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir yang terakhir
inilah yang disebut kegiatan bernalar.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah
dicatat bahwa proses bemalar atau singkatnya penalaran merupakan proses
berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan.
Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya,
penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif Penalaran ilmiah mencakup kedua proses
penalaran itu.
B. Definisi
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas
fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi.
Jenis-jenis penalaran Induktif :
1. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan
pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau
sebagian dari gejala serupa itu.
Contoh :
- Sensus Penduduk.
- Jika dipanaskan, besi memuai.
- Jika dipanaskan, baja memuai.
- Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari fakta-faktadi atas yaitu : Jadi, jika dipanaskan semua
logam akan memuai.
Secara
ringkas paparan di atas menggambarkan proses penalaran induktif secara
Generalisasi. Proses itu dilakukan dari mengamati gejala khusus terhadap
beberapa jenis logam sampai pada kesimpulan secara umum.
2. Di dalam analogi kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala ditarik berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan.
Contoh :
- Ronaldo adalah pesepak bola.
- Ronaldo berbakat bermain bola.
- Ronaldo adalah pemain real madrid.
Fakta-fakta
di atas memaparkan secara khusus Ronaldo tentang pekerjaan dan kemampuannya.
Makadapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa Ronaldo adalah pemain sepak bola
pada club Real madrid yang berbakat.
3. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat.
Contoh :
Suatu
lembaga kanker di Amerika melakukan studi tentang hubungan antara kebiasaan merokok
dengan kematian. Antara tanggal 1 J anuari dan 31 Mei 1952 terdaftar 187.783
laki-laki yang berumur antara 50 sampai 69 tahun. Kepada mereka dikemukakan
pertanyaan-pertanyaan tentang kebiasaan merokok mereka pada masa lalu dan masa
sekarang. Selanjutnya keadaan mereka diikuti terus-menerus selama 44 bulan.
Berdasarkan surat kematian dan keterangan medis tentang penyebab kematiannya,
diperoleh data bahwa di antara 11.870 kematian yang dilaporkan 2.249 disebabkan
kanker.
Dari
seluruh jumlah kematian yang terjadi (baik pada yang merokok maupun yang tidak)
ternyata angka kematian di kalangan pengisap rokok tetap jauh lebih tinggi
daripada yang tidak pernah merokok, sedangkan jumlah kematian pengisap pipa dan
cerutu tidak banyak berbeda dengan jumlah kematian yang tidak pernah merokok.
Selanjutnya,
dari data yang terkumpul itu terlihat adanya korelasi positif antara angka
kematian dan jumlah rokok yang diisap setiap hari.
Dari
bukti-bukti yang terkumpul dapatlah dikemukakan bahwa asap tembakau memberikan
pengaruh yang buruk dan memperpendek umur manusia. Cara yang paling sederhana
untuk menghindari kemungkinan itu ialah dengan tidak merokok sama sekali.
(Disarikan dari tulisan Roger W. Holmes dalam
Me Crimmon).
Tulisan
di atas memaparkan hubungan sebab akibat antara merokok dan kematian. Dari
paparan itu dapat dilihat bagaimana proses bernalar itu terjadi. Mula-mula
mereka mengumpulkan data dari sejumlah orang laki-laki. Mereka itu
dikelompokkan menurut kebiasaan merokoknya, mulai dari yang tidak pemah merokok
sampai pada perokok berat. Selanjutnya perokok itu juga dibedakan antara yang
menghisap rokok putih (sigaret) dan yang menghisap cerutu dan pipa. Dalam waktu
yang cukup panjang mereka diamati. Kematian dan penyebabnya dicatat dan
dianalisis. Dari bukti-bukti yang terkumpul ditariklah kesimpulan-kesimpulan
sehubungan dengan masalahnya.
Secara
ringkas paparan di atas menggambarkan proses penalaran induktif. Proses itu dilakukan
langkah demi langkah sehingga sampai pada kesimpulan.
DAFTAR
PUSTAKA :
Wahyu R. N, Tri. Bahasa Indonesia. Rev. ed.
Jakarta : Universitas Gunadarma. 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar