Seperti biasa, sepantasnya sebelum
memulai sesuatu dibutuhkan intro. Sama halnya dengan me-nulis/ngetik.
Just share, sebagai renungan bersama
& moga bermanfaat (aamiin).
Terbukti, banyak manfaat positif bisa
diambil dengan merenung bila dijadikan salah satu hobi. Di antaranya :
§
Sebagai alat mempertajam pikiran & mengasah
ingatan.
Karena dengan merenung, secara otomatis
otak pun bekerja lebih keras sehingga pikiran pun menjadi tajam..ibarat
mengasah pisau yg sudah tumpul agar menjadi tajam kembali. Begitupun dengan
mengasah ingatan. Dengan mengingat, kita pasti menghubungkan satu ingatan
dengan lainnya..mengapa sesuatu bisa terjadi atau tidak..sehingga otak pun
secara otomatis melakukan proses pencarian ingatan atas segala hal yg telah
kita lakukan.
§ Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan bertindak. Ya, karena dengan merenung kita
akan berpikir bagaimana nanti sehingga sebelum hal-hal tak terduga terjadi,
kita sudah bisa mengantisipasinya.
§ Seringkali hasil dari perenungannya, akan timbul ide-ide
cemerlang tak terduga. Contohnya
seorang cendekiawan Muslim terdahulu, Ibnu Khaldun, pakar ilmu sejarah &
sosial. Beliau melakukan perenungan selama 4 bulan hingga kemudian menciptakan
buku tentang sejarah peradaban umat terdahulu, di mana tulisan pendahuluannya
yg dikenal dengan nama Mukaddimah, dijadikan referensi para pakar sejarah
setelahnya & terkini. Tahukah Anda apa penyebab ia melakukan perenungan
selama itu? Karena beliau gagal berkarir sebagai politikus. (Sumber : Buku
berjudul Mencari Pahlawan Indonesia karya Anis Matta)
§ Sebagai alat untuk memperhalus & memperbaiki budi pekerti
pribadi. Ya,
karena dengan merenung ia secara otomatis memikirkan bagaimana baik-buruknya
hubungannya dengan : Allah..Tuhan semesta alam, dirinya sendiri, orang lain,
& alam sekitarnya (hewan & tumbuhan).
§ Berpotensi memiliki sifat manusia dari sudut pandang Psikologis
berdasarkan alat indra (Visual,
Audio, & Kinestetik) & kepribadian (Korelis,
Sanguinis, Melankolis, & Plegmatis) secara sekaligus & merata...walaupun
tetap tergantung pada manajemen pendidikan dirinya, mengarah kepada kebaikan
atau kejahatan. Tentu, yg mengarah kepada kebaikan-lah yg diinginkan secara
universal dunia-akhirat.
§ Berpotensi tenang dalam menghadapi masalah sekalipun sebenarnya
krusial di 'mata' orang lain. Karena ia sudah memprediksi suatu masalah terjadi,
sehingga ia cenderung sudah memikirkan langkah berikutnya untuk menanggulangi
& menutup masalah tersebut agar tidak terjadi lagi sepantasnya.
§ Berpotensi bisa memahami & menyadari potensi diri, sehingga
ia paham seberapa mampu & sesuai-kah dirinya melakukan sesuatu.
Hanya satu hal negatif yg bisa terjadi
pada seorang yg menjadikan merenung sebagai salah satu hobinya : think more, do
less...hehe. Tapi,
jangan sampe terjadi ya..kalaupun terjadi kuatkan niat agar terlaksana tidak
terjadi.
Mari, hubungkan juga dengan dalil
Al-Qur'an ini agar berkah & mudah dipahami (aamiin) :
Q.S.Al-Baqarah(2) ayat 164 :
"Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, kapal yang berlayar di laut
membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan
Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."
Q.S.Ali-'Imran(3) ayat 190-191 :
"Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'."
Q.S.Al-Hasyr(59) ayat 18-19 :
"Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu
seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa
kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik."
Wallahua'lam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar