Selasa, 10 Desember 2013

Hikmah Merenung/Muhasabah

Seperti biasa, sepantasnya sebelum memulai sesuatu dibutuhkan intro. Sama halnya dengan me-nulis/ngetik.


Just share, sebagai renungan bersama & moga bermanfaat (aamiin).




Terbukti, banyak manfaat positif bisa diambil dengan merenung bila dijadikan salah satu hobi. Di antaranya :


§           Sebagai alat mempertajam pikiran & mengasah ingatan. 
Karena dengan merenung, secara otomatis otak pun bekerja lebih keras sehingga pikiran pun menjadi tajam..ibarat mengasah pisau yg sudah tumpul agar menjadi tajam kembali. Begitupun dengan mengasah ingatan. Dengan mengingat, kita pasti menghubungkan satu ingatan dengan lainnya..mengapa sesuatu bisa terjadi atau tidak..sehingga otak pun secara otomatis melakukan proses pencarian ingatan atas segala hal yg telah kita lakukan.

§  Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan bertindak. Ya, karena dengan merenung kita akan berpikir bagaimana nanti sehingga sebelum hal-hal tak terduga terjadi, kita sudah bisa mengantisipasinya.

§  Seringkali hasil dari perenungannya, akan timbul ide-ide cemerlang tak terduga. Contohnya seorang cendekiawan Muslim terdahulu, Ibnu Khaldun, pakar ilmu sejarah & sosial. Beliau melakukan perenungan selama 4 bulan hingga kemudian menciptakan buku tentang sejarah peradaban umat terdahulu, di mana tulisan pendahuluannya yg dikenal dengan nama Mukaddimah, dijadikan referensi para pakar sejarah setelahnya & terkini. Tahukah Anda apa penyebab ia melakukan perenungan selama itu? Karena beliau gagal berkarir sebagai politikus. (Sumber : Buku berjudul Mencari Pahlawan Indonesia karya Anis Matta)

§  Sebagai alat untuk memperhalus & memperbaiki budi pekerti pribadi. Ya, karena dengan merenung ia secara otomatis memikirkan bagaimana baik-buruknya hubungannya dengan : Allah..Tuhan semesta alam, dirinya sendiri, orang lain, & alam sekitarnya (hewan & tumbuhan).

§  Berpotensi memiliki sifat manusia dari sudut pandang Psikologis berdasarkan alat indra (Visual, Audio, & Kinestetik) & kepribadian (Korelis, Sanguinis, Melankolis, & Plegmatis) secara sekaligus & merata...walaupun tetap tergantung pada manajemen pendidikan dirinya, mengarah kepada kebaikan atau kejahatan. Tentu, yg mengarah kepada kebaikan-lah yg diinginkan secara universal dunia-akhirat.

§  Berpotensi tenang dalam menghadapi masalah sekalipun sebenarnya krusial di 'mata' orang lain. Karena ia sudah memprediksi suatu masalah terjadi, sehingga ia cenderung sudah memikirkan langkah berikutnya untuk menanggulangi & menutup masalah tersebut agar tidak terjadi lagi sepantasnya.

§  Berpotensi bisa memahami & menyadari potensi diri, sehingga ia paham seberapa mampu & sesuai-kah dirinya melakukan sesuatu.

Hanya satu hal negatif yg bisa terjadi pada seorang yg menjadikan merenung sebagai salah satu hobinya : think more, do less...hehe. Tapi, jangan sampe terjadi ya..kalaupun terjadi kuatkan niat agar terlaksana tidak terjadi.


Mari, hubungkan juga dengan dalil Al-Qur'an ini agar berkah & mudah dipahami (aamiin) :


Q.S.Al-Baqarah(2) ayat 164 :

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, kapal yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."


Q.S.Ali-'Imran(3) ayat 190-191 :

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'."


Q.S.Al-Hasyr(59) ayat 18-19 :

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik."


Wallahua'lam bishawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar